Pencarian

Jumat, 13 Agustus 2010

Kiprah Manambai sebagai Motivasi untuk Bangkit dan Bergerak Merengkuh Masa Depan

Kabupaten Sumbawa resmi dibentuk berdasarkan Undang – undang nomor 69 Tahun 1995. Saat ini Tahun 2009 Kabupaten Sumbawa merupakan salah satu dari 10 Kabupaten Kota di Propinsi Nusa Tenggara Barat dengan luas 13.405,46 km2 dengan populasi penduduk Kabupaten Sumbawa yang tersebar di 24 kecamatan sejumlah + 300.000 - an jiwa, terletak antara 8,8 -9,7 LS dan 116,45 -118,21 BT. Dengan iklim subtropis, sebagian mata pencaharian penduduk adalah tani, Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Dompu sedangkan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sumbawa Barat.
Topografi alam seperti tersebut sejak dahulu tentu saja tidak banyak membantu ekonomi baik keluarga maupun masyarakat, bagaimana tidak? Urusan kebutuhan sehari-hari saja sangat sulit terpenuhi,apalagi kebutuhan lain misalnya seperti pendidikan dan kesehatan, kecuali orang-orang yang beruntung kelebihan harta berupa tanah sawah berikut ternaknya sajalah yang berkesempatan mengenyam pendidikan. Kalau ada yang diluar itu sangatlah sedikit sekali, itupun karena benar-benar memiliki semangat dan tekad yang luar biasa ditambah dengan dengan memiliki ikatan hubungan yang erat dengan para keluarga dan pejabat kerajaan serta kerabatnya.
Adalah di sepotong tanah gersang tepatnya tanggal 28 Nopember 1928, lahirlah dari rahim kasih sang ibu seorang anak manusia bersama lengkingan tangisnya,tangis itu mungkin sebagai protes terhadap kering-kerontang tanah tumpah darahnya, sementara itu Sang Adipati Kesultanan Sumbawa ; Lalu Tundruang menyambut dengan suka cita, sejenak mendekat ke sisi pembaringan seorang ibu yang masih tergolek lemas, lalu membisikkan ke telinganya, lirih dengan terharu dan bercampur gembira”…. Jika Allah berkenan dan mendapat restu dikau, anak kita ini kita beri nama Anam...,Manambai Abdul Kadir….’, senyum hangat merekah dari raut wajah Lala Siti Zubaidah sang istri tercinta, pertanda.Semilir angin menerpa lewat kisi-kisi dinding galper ( anyaman bambu tipis ) mengantarkan semerbak bunga pecah piring yang tumbuh liar disekitar bilik lawang sala ( jendela ).
Sejak awal masa pertumbuhannya sang anam hidup yang dan berkembang dalam lingkungan keluarga yang amat disiplin, hal ini kemudian sangat berpengaruh kepada pebentukan sikap, prilaku serta pola pikir sebagai seorang anak seusianya, sifat kemandirian dan kepemimpinan pada dirinya sangat menonjol, hingga dia tidak selalu tergantung pada orang lain bahkan sejak kecil Ia sangat gemar mencari tantangan lalu kemudian dihadapi untuk diselesaikan sendiri.

Anak muda inilah yang kemudian kita kenal sebagai salah satu putra asal sumbawa, yang mana telah memiliki andil dalam rangka berkiprah dan mendarma baktikan seluruh hidup dan pemikirannya secara profesional selaku perwira Angkatan Laut,termasuk ketika diberikan tugas-tugas penting kenegaraan lainnya demi membela bangsa dan Tanah Air Negara Kesatuan Republik Indonesia.Sehingga kemudian mampu mensejajarkan diri dengan petinggi-petinggi ll
Negeri ini pada jamannya.
Meraih prestasi yang luar biasa ini tentu saja diperolehnya melalui pengorbanan yang besar serta proses yang aat panjang dan berat, pada waktu itu sedikit sekali orang yang mampu bertahan dalam memanfaatkan kesempatan serupa, apalagi berasal dari luar pulau jawa, bila tak didukung oleh kobaran semangat serta dedikasi tinggi untuk mengembangkan kemampuan diri secara maksimal.
Sebagai bahan renungan ada baiknya kita sejenak kebelakang, menengok lika-liku singkat proses pendidikan yang ditempuhnya dalam tiga zaman ( Belanda,Jepang,dan masa kemerdekaan).




Anam muda ini menyelesaikan HIS/ELS ( setingkat S.D ) di Bima-Sumbawa pada tahun 1941,jadi bila ingin mengenyam pendidikan saat itu harus keluar daerah dan berkuda selama berhari-hari, oleh karena jarak tempuh Sumbawa-Bima memakan waktu selama 7-8 hari, bayangkan saja kendaraan bermotor belum ada.
Kemudian Tahun 1941 Ia berangkat menuju Surabaya untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat SMP hingga tahun 1944, sejak berada di kota ini gejolak darah mudanya dicurahkan kedalam pergerakan kemerdekaan bersama aktifis berbendera TRIP Jawa Timur.
Meskipun negara pada saat itu dalam kondisi kemelut, namun tidak menyurutkan niatnya untuk melanjutkan dan menyelesaikan pendidikan ke tingkat SMA, sehingga pada tahun 1944 Ia menumpangi kereta api menuju ke arah barat : Yogyakarta & Cirebon.Dikota baru ini pula karena kepiawaiannya, teman-temannya mendaulatnya dan ditunjuk menjadi Komandan Gerilyawan Kemerdekaan Republik (Pangkalan III Cirebon).
Seperti diketahui bahwa kondisi politik dan keamanan Indonesia setelah kemerdekaan pun masih juga mendapatkan gangguan tekanan dari penjajah, mereka masih enggan meninggalkan tanah pertiwi bak ratna mutu manikam ini, atas dasar inilah Manambai muda yang telah mengantongi ijazah SMA bersama teman-teman seperjuangannya kembali mengobarkan semangat anti penjajah dengan pangkat Calon Letnan tahun 1946, begitu selesai dilantik saat itu pula langsung diterjunkan kemedan tempur, sampai dengan penjajah benar-benar beringsut pergi dari wilayah Republk Indonesia.
Pangkat terakhir yang disandangnya sebagai perwira aktif di TNI-AL adalah Laksamana Madya TNI (Bntang tiga), setelah sebelumnya mengikuti berbagai jenjang disiplin ilmu dan pendidikan kemiliteran baik dalam negeri maupun luar negeri dengan predikat lulusan “ summa cumlaude “ (sangat terpuji).

Jabatan – jabatan karir yang pernah diduduki adalah :
- Komandan Komando Jenis Jenis Kapal {Dankojenkasel}:1962-1965;

- Panglima Ardaada Laut (Pangramal) merangkap Panglima Armada Strategis Angkatan Laut :1966-1969;

- Deputy Kepala Staf angkatan Laut (Dekasal) : 1969-1973.

Bila kita perhatikan perjalanan pendidikan ataupun karir beliau dalam Rekam Jejak Beliau yang diterbitkan oleh Yayasan Bangkit Sumbawa Besar, sungguh sangat sarat cobaan serta tantangan bahkan godaan yang harus di hadapi,yang mana bagi banyak orang pada waktu itu mudah menyerah karena tertekan dan gampang putus asa. Sehingga ada sebuah kepantasan ketika Bapak NURDIN RANGGABARANI, SH, MH. Melalui Yayasan Sumbawa Bangkit-nya selaku penggagas dan pemrakarsa pemberian penghargaan, sebagai salah satu bentuk rasa hormat mewakili masyarakat Sumbawa terhadap beliau yakni mendirikan “MUSEUM LAKSAMANA MADYA TNI H.L. MANAMBAI ABDUL KADIR”.

Museum ini monumen sekaligus sumber pengetahuan khususnya tentang gambaran visual pribadi dan perjuangan seorang Manambai, yang tentu saja nantinya diharapkan mampu memberikan dorongan motivasi kepada generasi muda, agar memiliki tekad baja serta dedikasi tinggi guna terciptanya sikap pengembangan diri yang sanggup berinovasi, kreatif, mandiri secara bertanggung jawab, sehingga terjaminnya kelangsungan maupun keutuhan seluruh pembangunan masyarakat beserta wilayah tanah Samawa Sabalong Samalewa dengan azas pemeratan yang berkeadilan.Mengedepankan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi dan kelompok.



Sikap dan prilaku demikian hendaknya dapat dipetik, dipupuk, dipertahankan kemudian pada gilirannya diejawantahkan oleh kami selaku generasi muda, sebagai modal investasi generasi penerus sebelum menerima tongkat estafet kepemipinan.Bahwa hidup di abad globalisasi sekarang ini sebagai konsekwensinya kita pasti dihadapka dengan tantangan persoalan dan hambatan yang semakin lebih berat, kata kuncinya disini adalah sejauh mana kita memiliki kemauan untuk berkompetisi mendapatkan penguasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (¬¬¬¬IPTEK).Lalu kemudian mampu dimanfaatkan bagi kepentingan masyarakat luas secara berdaya guna dan berhasil guna.
Pendiri Republik kita kita jauh sebelumnya dengan susah payah sudah menggaris kedala pembukaan Undang Undang Dasar 1945, bahwa salah satu dari tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia adalah’’…..Mencerdaskan Kehidupan Bangsa…..’’.
Tugas kita saat ini adalah berfikir dan bekerja keras untuk bagaimana cara dalam upaya mengisi kemerdekaan, membekali diri dengan segenap jiwa raga membangkitkan semangat dan keyakinan yang tinggi lalu bergerak meraih cita-cita, menebalkan rasa cinta terhadap tanah tupah darah.
Namun bila kita perhatikan trend kehidupan kawan-kawan muda kita beberapa waktu terakhir ini nampak terlihat masih banyak yang melakukan hal-hal yang cendrung mengarah kepada prilaku yang sia-sia, misalnya lebih banyak menghabiskan waktu dengan hanya duduk berkelompok-kelompok disekitar lapangan atau di suatu tepat nongkrong, bergerombol ria, kebut-kebutan dengan motor di jalan raya kemudian berakhir dengan keresahan masyarakat sekitar, ini sah-sah saja mungkin jika untuk mencari hiburan, tapi apa iya ? harus dilakukan hingga larut malam.Bahayanya adalah ketika pada suatu saat kelompok-kelompok tersebut dengan alasan mencari jati diri, situasi ini dimanfaatkan dengan mencoba mengkonsumsi miras bahkan narkoba.Maka persoalan baru akan timbul sebelu persoalan utamanya ditertib-selesaikan, saya sangat yakin bahwa seandainya beliau masih hidup pasti beliau akan mengisi kenyataan yang terjadi di kalangan kita anak muda saat ini.
Dalam kaitan ini menurut saya sikap yang perlu segera diaktualisasikan oleh seluruh elemen bangsa sebagai salah satu bentuk solusinya adalah :
1. Meningkatkan peran kepedulian orang tua / keluarga selaku madrasatul’ula yaitu pengawasan yang intensif terhadap anak / asuhannya, pada jam –jam tertentu dimana selayaknya mereka harus berada ; dirumah atau di lingkungan.
2. Intervensi Eksekutif melalui Satuan Polisi Pamong Praja berupa pembinaan dengan cara melakukan operasi penertiban secara rutin dan berkala ditempat-tempat berkumpulnya para anak muda dan remaja pada malam hari mulai jam 20.30 wita.
3. Badan Legislatif diharapkan berkenan melakukan tinjauan terhadap biaya operasional yang memadai bagi kegiatan pembinaan pemuda dan remaja.
4. Peran guru disamping secara proaktif mencari metode baru yang sanggup memacu minat baca dan model penyaluran bakat siswa.

Apabila komponen diatas sudah mampu difungsikan secara optimal dan berimbang, maka paling tidak dapat mengurangi kejadian-kejadian yang tidak diharapkan, namun yang tidak kalah pentingnya adalah inisiatif dari kita sendiri kaum remaja selaku subyek untuk mau memulai sebuah perubahan….”, demikian kata orang bijak.

Kita tentu saja belum siap dan takkan mau menjdi seorang Afganistan, Palestina, dan beberapa negara di Afrika, karena ketertinggalan dibidang IPTEK dan budaya, mereka menjadi santapan lahap bangsa lain, ironisnya kadang-kadang dimakan oleh bangsa sendiri.



Tanpa membekali diri dengan pengetahuan yang cukup serta mental yang baik, adalah kemustahilan kita dapat memperoleh kesempatan berpartisipasi menunjukkan prestasi di negeri kita sendiri, apakah ada diantara kita yang siap dan mau menjadi tamu di rumah sendiri, sudah banyak kita dengar dan lihat bahwa dalam situasi seperti ini akan lebih mudah menimbulkan kecemburuan sosial serta terperangkap kedalam jaring provokatif yang akan menimbulkan sebuah konflik.

Figur dan kegigihan Manambai ditunjukkan dengan kesuksesan dan heroisme mengarungi ganasnya terjangan ombak Laut Aru pada waktu diberikan tanggung jawab dan tugas strategis ole Negara sebagai Komandan Komando Satgas Kapal Selam Armada Mandala (KRI Macan Tutul) dalam rangka membebaskan daerah Irian Barat bersama Soetomo, serta salah seorang pahlawan yang gugur sampai darah penghabisan di Laut Aru waktu itu yakni Komodor Laut Yos Sudarso, B Beliau adalah sosok yang patut dijadikan suri tauladan bagi kita kau muda dalam merambah kehidupan kedepan, sebagai semangat baru untuk bangkit dari mimpi-mimpi dalam tidur panjang kita selama ini, bergerak menyongsong semburat mentari pagi sebelum terlambat menyesali hari-hari yang telah kita lalui selama ini.


Selain jabatan karir di militer pada akhirnya beliau juga dipercayakan tugas sipil kekaryaannya yaitu :
- Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa penuh R.I. di Dar-Es Salaam Tanzania untuk Tanzania, merangkap Duta Besar untuk Kenya, Zambia, Uganda, Rep. Mauritus, Rep. Malawi, Rep. Burundi, Rep. Rwanda, dan Uni Comorros berkantor pusat di Lusaka- Zambia ( Afrika Timur ) : 1974-1989
- Sekretaris Jendral Departemen Perdagangan dan Koperasi R.I. : 1978-1989;
- Wakil Ketua Otorita Asahan : 1984-1989;

Atas jasa selama rentang waktu pengabdianya, PemerintaH R.I. telah meanugerahkan sebanyak 23 buah Bintang Tanda Jasa dan Bintang Kehormatan.


Menyimak wacana perubahan nama jalan di kota Sumbawa yang sempat diangkat oleh Bpk. Nurdin Ranggabarani, saya pribadi selaku salah seorang dari komunitas remaja sangat –sangat setuju sekali, apalagi nama Bpk. Manambai Abdul Kadir kiranya dapat diabadikan untuk nama jalan raya Lintas Tano – Empang – Sumbawa, sebagai sebuah refleksi perjalanan panjang beliau dalam mengukir sejarah.

Bangsa yang besar adalah bangsa senantisa mengahargai jasa pahlawannya, jadi bukanlah menjadi sesuatu yang berlebihan tetapi memang sesuatu yang tepat dan patut dipertimbangkan tentang apa yang pantas kita bisa sumbangkan atas jasa – jasa para putra daerah yang telah berjasa,

( Dalam kesempatan baik ini pula kalau boleh saya usulkan, bahwa pemberian penghargaan semacam dapat pula diperuntukkan bagi obyek-obyek monumental lainnya, tidak berhenti sampai disitu saja, masi banyak putra-putri daerah berjasa atau istilah samawa lainnya yang dapat diabadikan sebagai nama jalan atau obyek, Secara kebetulan Pemerintah Kabupaten Sumbawa dalam waktu dekat ini berencana membangun Rumah Sakit Umum Rujukan Pulau Sumbawa, jadi apa salahnya bila RSU tersebut nantinya diberi nama misalnya “ RSU Dr. Mala Saguni”, Beliau adalah putra daerah yang pertama berprofesi sebagai dokter )


Ada banyak sekali hal yang dapat kita ambil dari perjalanan dan perjuangan hidup beliau, yang sekaligus kita jadikan sumber inspirasi dalam kerangka marangkai masa depan, kalau kita mau jujur sesungguhnya segala potensi itu telah ada pada kita, tinggal bagaimana kita meramu fan meraciknya untuk kemudian dijadikan suguhan yang dapat mengharumkan nama bangsa.

Untuk itu, wahai para kawan generasi muda marilah kita sesegera mungkin mengajak diri kita untuk memulai menyingsingkan lengan baju secarah bersama-sama dari sekarang menyiapkan diri sesuai bakat dan keahlian, belajar dan terus belajar (anjuran Nabi Muhammad S.A.W. “ Tuntutlah ilmu sejak dalam buaian hingga kenegeri cinapun dan sampai ke liang lahat”).

Dalam mengisi kemerdekaan sekarang Ilmu dan Pengetahuan adalah semisal seperangkah amunisi yang siap dimasukkan ke dalam sejumlah laras teknologi untuk bergerilya, lalu kemudian kemudian dimuntahkan dimedan perang globalisasi dunia, artinya adalah bahwa di era keterbukaan tersebut kita dituntut menjadi manusia berkualitas yang memiliki sumber daya tinggi, agar kelak mampu berdiri di kaki sendiri dalam merengkuh masa depan untuk kemudian berada sejajar dengan siapapun serta siap bersaing dengan bangsa manapun di dunia.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat kiranya, baik bagi saya pribadi maupun untuk pembaca, tentu saja saat memperoleh perkenan Allah S.W.T. Selamat berjuang meraih prestasi dan berlomba-lomba berpartisipasi membangun tanah Sabalong Samalewa menyongsong masa depan yang lebih cerah.

Wassalam




IBNU MUHIBBARRACHMAN
081 237 099 171




















@ SELAMAT MEMBACA @

Tidak ada komentar:

Posting Komentar